Waktu adalah aset yang teramat
penting bahkan untuk manusia modern, waktu sering disamakan dengan uang. Begitu
juga halnya dalam sebuah proyek, manajemen waktu adalah hal yang esensi.
Factor
utama yang membedakan antara proyek dan kegiatan operasional adalah adanya
keterbatasan waktu dalam suatu proyek, sementara kegiatan operasional bersifat
berkelanjutan.
Keterbatasan
waktu ini mencerminkan adanya misi khusus dan penting dalam setiap proyek.
Sehingga pemenuhan target waktu menjadi tugas utama pengelola dan pemimpin
proyek.
Ø Manajemen jadwal yang perlu dilakukan oleh manajer
proyek dan anggotanya
Input utama adalah WBS, yakni
kesepakatan mengenai lingkup kerja proyek. Langkah selanjutnya yang dapat
dilakukan:
1. Merinci berbagai kegiatan yang diperlukan untuk
penyelesaian setiap paket pekerjaan secara lebih spesifik.
2. Menentukan urutan atau logika proses penyelesaian
pekerjaan sehingga estimasi waktu dapat diperoleh dengan lebih akurat namun
realistis.
3. Estimasi sumber daya (resources) yang akan melibatkan
dan dipergunakan (money, materials, methods, machines) dalam rangkaian kegiatan
tersebut.
4. Estimasi target waktu perkegiatan dan mencari total
durasi seluruh rangkaian kegiatan yg sering ditampilkan dalam sebuah diagram
kegiatan proyek(network diagram) atau Precedence Diagraming Method (PDM).
5. Menyusun dan finalisasi jadwal dalam bentuk
gantt-chart atau time table
6. Mengendalikan dan menyesuaikan jadwal proyek.
Ø Proses utama manajemen waktu proyek pada tahap
perencanaan:
1. Menyiapkan daftar aktivitas (action plan) untuk
menyelesaikan setiap paket pekerjaan (work packages).
2. Menyusun urutan setiap paket pekerjaan atau aktivitas
dalam suatu rangkaian diagram, yang disebut Schedule Network Diagram.
Keterkaitan antara masing-masing aktivitas predesesor dan suksesor dalam proyek
dapat digolonkan ke 4 pola hubungan yaitu:
· Finish-to-Start. Kegiatan A selesai kemudian
dilanjutkan dengan kegiatan B.
· Finish-to-Finish. Kegiatan A selesai sehingga kegiatan
B dapat selesai.
· Start-to-Start. Kegiatan A dimulai sehingga kegiatan B
dapat dimulai.
· Start-to-Finish. Kegiatan A dimulai sehingga kegiatan
B dapat selesai.
3. Keterkaian
antara kegiatan A dan kegiatan B dapat terjadi karena sifatnya yang mandatory
(hard logic), yakni kegiatan A secara teknis harus selesai sebelum kegiatan B
dapat dimulai.
4. Teknik lain dalam manajemen waktu adalah leads
(percepatan waktu) dan lags (waktu tunggu/perlambatan).
5. Berdasarkan daftar aktivitas, manajer proyek harus
memperkirakan kebutuhan sumber daya manusia, material dan peralatan.
6. Langkah berikutnya adalah mencari durasi proyek dengan
membuat network diagram.
Ø Daftar Pustaka
K.C.CHAN, PETER ONG, DAN R.EKO
INDRAJIT. Integrated project management. Yogyakarta: Andi; 2004.
Robert K. Wysocki, Robert Beck
Jr, David B.Crane. Effective Project Management, Second Edition. Canada: John
Wiley & Sons, Inc; 2000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar